TENTANG HATI




Kau tahu, sejujurnya aku lelah. Lelah berpura-pura dalam kenyataan atas semua yang terjadi di antara kita. 

Di awal, kuukir fiksi ini untukmu, untuk kita. Tapi engkau datang, mengajakku untuk mengubahnya. Engkau datang, dan dengan seenaknya menarikku. Memaksaku mengiyakan inginmu. Di awal, engkau memiliki beribu cara untuk membuatku merasakan berjuta-juta rasa yang bahkan tak mampu kuungkapkan dengan kata-kata. Aku mulai menikmatinya. Kuyakinkan diriku, bahwa aku tak salah langkah. Bahkan, aku rela mengikuti caramu, agar aku, kita, bersama mampu merasakan pelangi cinta itu. Aku mulai yakin, bahwa engkau ada. Dan kini, mengapa jadi begini? Mengapa engkau bersikap seolah tak pernah terjadi apa-apa di antara kita? Mengapa?

Kita belum tiba di garis akhir perjalanan rasa ini, bahkan melihat petanda akan itu pun belum. Mengapa engkau berubah menjadi seperti ini? Engkau menjungkirbalikkan semuanya. Membiarkanku berjalan sendirian. Aku tak paham.

Kalau begitu, ketika kesekian kalinya aku melihatmu tetap seperti itu, mari perlahan akhiri semua ini...

###

Saat itu terjadi, tak perlu engkau bersedih, kawan. Menunggulah. Biarkan waktu dan tangan-tangan tak terlihatnya membelaimu. Membawamu pada pertemuan tak terduga dengan dia yang lain, di sebuah titik rindu. Ya, dirimu, dan Andromedamu. Adakah yang lebih indah dan syahdu dari dua jiwa yang saling menunggu? Yang tak sering saling menyapa, namun diam-diam mengucap nama dalam doa...?




http://corat-coretmakna.blogspot.com/2013/04/tentang-hati.html

0 komentar:

Posting Komentar